KUNJUNGAN RUMAH
A.
Jadwal Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah postpartum dilakukan sebagai suatu
tindakan untuk pemeriksaan postpartum lanjutan. Apa pun sumbernya, kunjungan
rumah direncanakan untuk bekerjasama dengan keluarga dan dijadwalkan
berdasarkan kebutuhan. Pada program yang terdahulu, kunjungan bisa dilakukan
sejak 24 jam setelah pulang. Jarang sekali suatu kunjungan rumah ditunda sampai
hari ke tiga setelah pulan kerumah. Kunjungan berikutnya direncanakan di
sepanjang minggu pertama jika diperlukan.
Semakin meningkatnya angka kematian ibu di Indonesia
pada saat nifas (sekitar 60%) mencetuskan pembuatan program dan kebijakan
teknis yang lebih baru mengenai jadwal kunjungan masa nifas. Paling sedikit 4
kali kunjungan pada masa nifas, dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi
baru tahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang
terjadi.
Frekuensi
kunjungan pada masa nifas adalah:
1.Kunjungan
I ( 6-8 jam setelah persalinan)
Tujuan :
·
Mencegah perdarahan
masa nifas karena atonia uteri.
·
Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk
jika perdarahan berlanjut.
·
Memberikan konseling pada ibu atau satah satu anggota
keluarga, bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
·
Pemberian ASI awal.
·
Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
·
Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah terjadi
hipotermi.
·
Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus
tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran
atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.
2.Kunjungan
II ( 6 hari setelah persalinan)
Tujuan :
·
Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus
berkontraksi dengan baik, fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan
abnormal atau tidak ada bau.
·
Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau
perdarahan abnormal.
·
Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan dan
istirahat.
·
Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
·
Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada
bayi, tali pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
3.Kunjungan
III ( 2 minggu setelah persalinan)
Tujuan: sama
dengan kunjungan II yaitu :
·
Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus
berkontraksi dengan baik, fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan
abnormal atau tidak ada bau.
·
Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau
perdarahan abnormal.
·
Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan dan
istirahat.
·
Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda- tanda penyulit.
·
Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada
bayi, tali pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
4.Kunjungan
IV ( 6 minggu setelah persalinan)
Tujuan:
·
Menanyakan pada ibu, penyulit yang ia atau bayi alami.
·
Memberikan konseling KB secara dini.
·
Menganjurkan
/ mengajak ibu membawa bayinya ke posyandu atau puskesmas untuk penimbangan dan
imunisasi.
Suatu kunjungan rumah akan mendapat lebih banyak
kemajuan apabila direncanakan dan diorganisasi dengan baik. Bidan perlu
meninjau kembali catatan kesehatan ibu, rencana pengajaran, dan catatan lain
yang bisa digunakan sebagai dasar wawancara dan pemeriksaan serta pemberian
perawatan lanjutan yang diberikan.
Setelah kunjungan tersebut direncanakan, bidan harus
mengumpulkan semua peralatan yang diperlukan, materi instruksi, dan keterangan
yang dapat diberikan keluarga yang akan dikunjungi.
B.
Perencanaan Kunjungan Rumah
Perencanaan kunjungan rumah dalam memberikan asuhan
kebidanan pada perawatan postpartum di rumah, sebaiknya Bidan :
1.
Merencanakan
waktu kunjungan rumah.
2. Pastikan
keluarga telah mengetahui rencana mengenai kunjungan rumah dan waktu kunjungan
bidan ke rumah telah direncanakan.
3.
Menjelaskan
maksud dan tujuan kunjungan.
4.
Rencanakan
tujuan yang ingin dicapai.
5.
Menyusun
alat dan perlengkapan yang akan digunakan.
6. Pikirkan
cara yang dapat digunakan untuk menciptakan dan mengembangkan hubungan yang
baik dengan keluarga.
7. Melakukan
tindakan yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dalam memberikan asuhan
kepada klien.
8.
Buatlah
pendokumentasian mengenai hasil kunjungan.
9. Sediakan
sarana telepon untuk tindak lanjut asuhan pada klien.
10. Keamanan
harus dipikirkan oleh bidan pada saat melakukan kunjungan rumah tanpa menghiraukan
dimana bidan berinteraksi dengan klien.
C. Keuntungan dan Keterbatasan
Kunjungan Rumah Masa Nifas
Kunjungan rumah masa nifas memiliki keuntungan yang
sangat jelas karena membuat bidan dapat melihat dan berinteraksi dengan anggota
keluarga di dalam lingkungan yang alami dan aman. Bidan mampu mengkaji
kecukupan sumber yang ada di rumah, demikian pula keamanan di rumah dan
lingkungan sekitar.
Kedua data
tersebut bermanfaat untuk merencanakan pengajaran atau konseling kesehatan.
Kunjungan rumah lebih mudah dilakukan untuk mengidentifikasi penyesuaian fisik
dan psikologis yang rumit.
Selain
keuntungan, kunjungan rumah post partum juga memiliki keterbatasan yang sering
dijumpai, yaitu sebagai berikut :
1.
Besarnya biaya untuk mengunjungi pasien yang jaraknya jauh.
2.
Terbatasnya jumlah bidan dalam memberi pelayanan kebidanan.
3.
Kekhawatiran tentang keamanan untuk
mendatangi pasien di daerah tertentu.
2. ASUHAN
LANJUTAN MASA NIFAS DI RUMAH PADA IBU
A. Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Nifas
Setelah
melahirkan plasenta, tubuh ibu biasanya mulai sembuh dari persalinan. Bayi
mulai bernafas secara normal dan mulai mempertahankan dirinya agar tetap
hangat.
Bidan
sebaiknya tetap tinggal selama beberapa jam setelah melahirkan untuk memastikan
ibu dan bayinya sehat, dan membantu keluarga baru ini makan dan beristirahat.
Di hari-hari
pertama dan minggu-minggu pertama setelah melahirkan, tubuh ibu akan mulai
sembuh. Rahimnya akan mengecil lagi dan berhenti berdarah. ASI akan keluar dari
payudaranya. Bayi akan belajar menyusu secara normal dan mulai mendapat
pertambahan berat badan. Pada saat itu, ibu dan bayi masih memerlukan perawatan
bidan.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai hal-hal yang
dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas :
1.
Memeriksa
Tanda-tanda Vital Ibu
Periksalah suhu tubuh, denyut nadi,
dan tekanan darah ibu secara teratur minimal sekali dalam satu jam jika ibu
memiliki masalah kesehatan.
2.
Membersihkan
Alat Kelamin, Perut, dan Kaki Ibu
Bantulah ibu membersihkan diri setelah melahirkan.
Gantilah alas tidur yang udah kotor dan bersihkan darah dari tubuhnya.
Cucilah dengan lembut, gunakan air
bersih dan kain steril.
Cucilah alat kelamin dari atas ke bawah menjahui
vagina. Berhati-hatilah untuk tidak membawa apapun naik ke atas dari anus
menuju vagina, karena bahkan sepotong kecil feses yang kasat mata bisa
menyebabkan infeksi serius.
3.
Mencegah
Perdarahan Hebat
Setelah melahirkan, normal bagi
wanita untuk mengalami perdarahan yang sama banyaknya ketika dia mengalami
perdarahan bulanan. Darah yang keluar mestinya juga harus tampak seperti darah
menstruasi yang berwarna tua dan gelap, atau agak merah muda. Darah merembes
kecil-keci saat rahim berkontraksi, atau ketika batuk, bergerak, atau berdiri.
Perdarahan yang terlalu banyak
sangat membahayakan. Untuk memeriksa muncul tidaknya perdarahan hebat beberapa
jam setelah melahirkan, coba lakukan hal-hal berikut ini :
·
Rasakan rahim untuk melihat apakah dia berkontraksi.
Periksalah segera setelah plasentanya lahir. Kemudian periksalah setelah 5 atau
10 menit selama 1 jam. Untuk 1 atau 2 jam berikutnya, periksalah setiap 15-30
menit. Jika rahimnya terasa keras, maka dia berkontraksi sebagaimana mestinya.
·
Periksa popok ibu untuk melihat seberapa sering
mengeluarkan darah, jika mencapai 500 ml (sekitar 2 cangkir) berarti
perdarahannya terlalu berlebihan.
·
Periksa denyut nadi ibu dan tekanan darahnya setiap
jam. Perhatikan adanya tanda-tanda syok.
4.
Memeriksa
Alat Kelamin Ibu dan Masalah-masalah lainnya
Kenakan sarung tangan untuk memeriksa dengan
lembut robek atau tidaknya alat kelamin ibu. Selain itu, perlu diperiksa juga
apakah serviksnya sudah menutup (turun menuju bukaan vagina).
a. Jika Ibu Memiliki Robekan
Mintalah ibu
untuk beristirahat di tempat tidur selama 2 minggu dengan kaki disejajarkan
bersamaan sepanjang waktu. Ibu boleh menggerakkan kakinya secara teratur. Untuk
sementara tidak diperbolehkan bekerja keras dan disarankan agar memakan makanan
yang bergizi.
b.
Jika Ibu Memiliki Hematoma atau Rasa
Sakit di Vagina
Terkadang
rahim merapat dan mengeras, sehingga tidak terlihat adanya perdarahan hebat,
namun ibu masih merasakan pusing-pusing dan lemah. Jika hal ini yang terjadi
bisa jadi dia mengalami perdarahan di bawah kulit dalam vaginanya yang disebut
hematoma. Kulit di wilayah ini sering kali membengkak berwarna gelap, lembut,
dan lunak.
Meskipun
hematoma menyakitkan, biasanya dia tidak serius, kecuali lukanya sangat besar.
Jika hematoma terus bertumbuh, tekanlah daerah itu dengan kain steril selama 30
menit atau sampai dia berhenti tumbuh. Jika ibu memiliki tanda-tanda syok,
segera minta bantuan medis agar luka bisa terbuka dan darah yang terjebak di
dalamnya bisa keluar.
c. Jika Serviks Bisa Dibuka dari Bukaan Vagina
Jika bisa
terlihat serviks dibukaan vagina setelah melahirkan, kemungkinan besar rahimnya
turun ke vagina. Masalah ini tidak begitu berbahaya, karena serviks biasanya
akan masuk ke tempatnya semuladalam beberapa hari. Anda mungkin bisa mendorong
rahim dengan tangan bersarung. Bantulah ibu menaikkan bokongnya agar lebih
tinggi dari kepala.
d.
Bantu Ibu Buang Air
Hendaknya
buang air kecil dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang wanita
mengalami sulit buang air kecil, karena sfingter uretra ditekan oleh kepala
janin dan spasme oleh iritasi muskulus spingter ani selama persalinan. Bila
kandungan kemih penuh dan wanita sulit BAK sebaiknya dilakukan katerisasi.
Buang air
besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit buang air
besar dan terjadi obstipasi, apalagi feses keras dapat diberikan obat laksatif
peroral atau perektal. Jika masih belum bisa juga dilakukan klisma.
e.
Bantu Ibu Makan dan Minum
Sebagian
besar ibu mau makan setelah melahirkan, dan bagus bagi mereka untuk bisa
menyantap beragam makanan bergizi yang diinginkan. Jus buah sangat baik karena
akan memberinya energi. Anjurkan ibu untuk segera makan dan banyak minum pada
jam-jam pertama. Makanan harus bermutu, bergizi, dan cukup kalori. Sebaiknya
ibu mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayuran dan
buah-buahan.