Rabu, 23 Desember 2015

Kunjungan Masa Nifas


KUNJUNGAN RUMAH

A.    Jadwal Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah postpartum dilakukan sebagai suatu tindakan untuk pemeriksaan postpartum lanjutan. Apa pun sumbernya, kunjungan rumah direncanakan untuk bekerjasama dengan keluarga dan dijadwalkan berdasarkan kebutuhan. Pada program yang terdahulu, kunjungan bisa dilakukan sejak 24 jam setelah pulang. Jarang sekali suatu kunjungan rumah ditunda sampai hari ke tiga setelah pulan kerumah. Kunjungan berikutnya direncanakan di sepanjang minggu pertama jika diperlukan.
Semakin meningkatnya angka kematian ibu di Indonesia pada saat nifas (sekitar 60%) mencetuskan pembuatan program dan kebijakan teknis yang lebih baru mengenai jadwal kunjungan masa nifas. Paling sedikit 4 kali kunjungan pada masa nifas, dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru tahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.
Frekuensi kunjungan pada masa nifas adalah:
1.Kunjungan I ( 6-8 jam setelah persalinan)
Tujuan :
·         Mencegah perdarahan  masa nifas karena atonia uteri.
·         Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika perdarahan berlanjut.
·         Memberikan konseling pada ibu atau satah satu anggota keluarga, bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
·         Pemberian ASI awal.
·         Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
·         Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah terjadi hipotermi.
·         Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.
2.Kunjungan II ( 6 hari setelah persalinan)
Tujuan :
·         Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi dengan baik, fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal atau tidak ada bau.
·         Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.
·         Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan dan istirahat.
·         Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
·         Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
3.Kunjungan III ( 2 minggu setelah persalinan)
Tujuan: sama dengan kunjungan II yaitu :
·         Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi dengan baik, fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal atau tidak ada bau.
·         Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.
·         Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan dan istirahat.
·         Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda- tanda penyulit.
·         Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
4.Kunjungan IV ( 6 minggu setelah persalinan)
Tujuan:
·         Menanyakan pada ibu, penyulit yang ia atau bayi alami.
·         Memberikan konseling KB secara dini.
·         Menganjurkan / mengajak ibu membawa bayinya ke posyandu atau puskesmas untuk penimbangan dan imunisasi.

Suatu kunjungan rumah akan mendapat lebih banyak kemajuan apabila direncanakan dan diorganisasi dengan baik. Bidan perlu meninjau kembali catatan kesehatan ibu, rencana pengajaran, dan catatan lain yang bisa digunakan sebagai dasar wawancara dan pemeriksaan serta pemberian perawatan lanjutan yang diberikan.
Setelah kunjungan tersebut direncanakan, bidan harus mengumpulkan semua peralatan yang diperlukan, materi instruksi, dan keterangan yang dapat diberikan keluarga yang akan dikunjungi.

B.                    Perencanaan Kunjungan Rumah
Perencanaan kunjungan rumah dalam memberikan asuhan kebidanan pada perawatan postpartum di rumah, sebaiknya Bidan :
1.      Merencanakan waktu kunjungan rumah.
2.      Pastikan keluarga telah mengetahui rencana mengenai kunjungan rumah dan waktu kunjungan bidan ke rumah telah direncanakan.
3.     Menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan.
4.      Rencanakan tujuan yang ingin dicapai.
5.      Menyusun alat dan perlengkapan yang akan digunakan.
6.      Pikirkan cara yang dapat digunakan untuk menciptakan dan mengembangkan hubungan yang baik dengan keluarga.
7.      Melakukan tindakan yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dalam memberikan asuhan kepada klien.
8.      Buatlah pendokumentasian mengenai hasil kunjungan.
9.       Sediakan sarana telepon untuk tindak lanjut asuhan pada klien.
10.   Keamanan harus dipikirkan oleh bidan pada saat melakukan kunjungan rumah tanpa menghiraukan dimana bidan berinteraksi dengan klien.

C. Keuntungan dan Keterbatasan Kunjungan Rumah Masa Nifas
Kunjungan rumah masa nifas memiliki keuntungan yang sangat jelas karena membuat bidan dapat melihat dan berinteraksi dengan anggota keluarga di dalam lingkungan yang alami dan aman. Bidan mampu mengkaji kecukupan sumber yang ada di rumah, demikian pula keamanan di rumah dan lingkungan sekitar.
Kedua data tersebut bermanfaat untuk merencanakan pengajaran atau konseling kesehatan. Kunjungan rumah lebih mudah dilakukan untuk mengidentifikasi penyesuaian fisik dan psikologis yang rumit.
Selain keuntungan, kunjungan rumah post partum juga memiliki keterbatasan yang sering dijumpai, yaitu sebagai berikut :
1.   Besarnya biaya untuk mengunjungi pasien yang jaraknya jauh.
2.   Terbatasnya jumlah bidan dalam memberi pelayanan kebidanan.
3.   Kekhawatiran tentang keamanan  untuk mendatangi pasien di daerah tertentu.

2. ASUHAN LANJUTAN MASA NIFAS DI RUMAH PADA IBU
A. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas
Setelah melahirkan plasenta, tubuh ibu biasanya mulai sembuh dari persalinan. Bayi mulai bernafas secara normal dan mulai mempertahankan dirinya agar tetap hangat.
Bidan sebaiknya tetap tinggal selama beberapa jam setelah melahirkan untuk memastikan ibu dan bayinya sehat, dan membantu keluarga baru ini makan dan beristirahat.
Di hari-hari pertama dan minggu-minggu pertama setelah melahirkan, tubuh ibu akan mulai sembuh. Rahimnya akan mengecil lagi dan berhenti berdarah. ASI akan keluar dari payudaranya. Bayi akan belajar menyusu secara normal dan mulai mendapat pertambahan berat badan. Pada saat itu, ibu dan bayi masih memerlukan perawatan bidan.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai hal-hal yang dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas :
1.      Memeriksa Tanda-tanda Vital Ibu
Periksalah suhu tubuh, denyut nadi, dan tekanan darah ibu secara teratur minimal sekali dalam satu jam jika ibu memiliki masalah kesehatan.
2.      Membersihkan Alat Kelamin, Perut, dan Kaki Ibu
Bantulah ibu membersihkan diri setelah melahirkan. Gantilah alas tidur yang udah kotor dan bersihkan darah dari tubuhnya. Cucilah  dengan lembut, gunakan air bersih dan kain steril.
Cucilah alat kelamin dari atas ke bawah menjahui vagina. Berhati-hatilah untuk tidak membawa apapun naik ke atas dari anus menuju vagina, karena bahkan sepotong kecil feses yang kasat mata bisa menyebabkan infeksi serius.

3.      Mencegah Perdarahan Hebat
Setelah melahirkan, normal bagi wanita untuk mengalami perdarahan yang sama banyaknya ketika dia mengalami perdarahan bulanan. Darah yang keluar mestinya juga harus tampak seperti darah menstruasi yang berwarna tua dan gelap, atau agak merah muda. Darah merembes kecil-keci saat rahim berkontraksi, atau ketika batuk, bergerak, atau berdiri.
Perdarahan yang terlalu banyak sangat membahayakan. Untuk memeriksa muncul tidaknya perdarahan hebat beberapa jam setelah melahirkan, coba lakukan hal-hal berikut ini :
·         Rasakan rahim untuk melihat apakah dia berkontraksi. Periksalah segera setelah plasentanya lahir. Kemudian periksalah setelah 5 atau 10 menit selama 1 jam. Untuk 1 atau 2 jam berikutnya, periksalah setiap 15-30 menit. Jika rahimnya terasa keras, maka dia berkontraksi sebagaimana mestinya.
·         Periksa popok ibu untuk melihat seberapa sering mengeluarkan darah, jika mencapai 500 ml (sekitar 2 cangkir) berarti perdarahannya terlalu berlebihan.
·         Periksa denyut nadi ibu dan tekanan darahnya setiap jam. Perhatikan adanya tanda-tanda syok.
4.      Memeriksa Alat Kelamin Ibu dan Masalah-masalah lainnya
 Kenakan sarung tangan untuk memeriksa dengan lembut robek atau tidaknya alat kelamin ibu. Selain itu, perlu diperiksa juga apakah serviksnya sudah menutup (turun menuju bukaan vagina).
a.      Jika Ibu Memiliki Robekan
Mintalah ibu untuk beristirahat di tempat tidur selama 2 minggu dengan kaki disejajarkan bersamaan sepanjang waktu. Ibu boleh menggerakkan kakinya secara teratur. Untuk sementara tidak diperbolehkan bekerja keras dan disarankan agar memakan makanan yang bergizi.
b.      Jika Ibu Memiliki Hematoma atau Rasa Sakit di Vagina
Terkadang rahim merapat dan mengeras, sehingga tidak terlihat adanya perdarahan hebat, namun ibu masih merasakan pusing-pusing dan lemah. Jika hal ini yang terjadi bisa jadi dia mengalami perdarahan di bawah kulit dalam vaginanya yang disebut hematoma. Kulit di wilayah ini sering kali membengkak berwarna gelap, lembut, dan lunak.
Meskipun hematoma menyakitkan, biasanya dia tidak serius, kecuali lukanya sangat besar. Jika hematoma terus bertumbuh, tekanlah daerah itu dengan kain steril selama 30 menit atau sampai dia berhenti tumbuh. Jika ibu memiliki tanda-tanda syok, segera minta bantuan medis agar luka bisa terbuka dan darah yang terjebak di dalamnya bisa keluar.
c.       Jika Serviks Bisa Dibuka dari Bukaan Vagina
Jika bisa terlihat serviks dibukaan vagina setelah melahirkan, kemungkinan besar rahimnya turun ke vagina. Masalah ini tidak begitu berbahaya, karena serviks biasanya akan masuk ke tempatnya semuladalam beberapa hari. Anda mungkin bisa mendorong rahim dengan tangan bersarung. Bantulah ibu menaikkan bokongnya agar lebih tinggi dari kepala.
d.      Bantu Ibu Buang Air
Hendaknya buang air kecil dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang wanita mengalami sulit buang air kecil, karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulus spingter ani selama persalinan. Bila kandungan kemih penuh dan wanita sulit BAK sebaiknya dilakukan katerisasi.
Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit buang air besar dan terjadi obstipasi, apalagi feses keras dapat diberikan obat laksatif peroral atau perektal. Jika masih belum bisa juga dilakukan klisma.

e.      Bantu Ibu Makan dan Minum
Sebagian besar ibu mau makan setelah melahirkan, dan bagus bagi mereka untuk bisa menyantap beragam makanan bergizi yang diinginkan. Jus buah sangat baik karena akan memberinya energi. Anjurkan ibu untuk segera makan dan banyak minum pada jam-jam pertama. Makanan harus bermutu, bergizi, dan cukup kalori. Sebaiknya ibu mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayuran dan buah-buahan.

Pijat Bayi


A.Pengertian Pijat Bayi
Pijat bayi adalah suatu sentuhan yang diberikan pada jaringan lunak yang memberi banyak manfaat bagi anak maupun orang tua. Pijat bayi sebenarnya merupakan suatu bentuk terapi sentuhan (touch therapy) yang sangat bermanfaat baik bagi bayi maupun orang tuanya.Sentuhan atau pijatan pada bayi dapat merangsang produksi ASI, meningkatkan nafsu makan dan berat badannya. Tindakan ini juga akan mempererat tali kasih orang tua dan anak, serta menjadi dasar positif bagi pertumbuhan emosi dan fisik bayi. Sentuhan alamiah pada bayi sesungguhnya sama artinya dengan tindakan mengurut atau memijat. Kalau tindakan ini dilakukan secara teratur dan sesuai dengan tata cara dan teknik pemijatan bayi, ia bisa menjadi terapi untuk mendapatkan banyak manfaat buat si bayi yang Anda cintai.

B.    Manfaat dari pijat bayi
1)      Sirkulasi darah jadi lancar.
2)      Terapi sentuhan (pijat) bisa memberikan efek positif secara fisik, antara lain    kenaikan berat badan bayi dan peningkatan produksi air susu ibu (ASI).
3)      Mengoptimalkan proses pertumbuhan.
4)      Meningkatkan daya tahan tubuh.
5)      Membantu otak melepaskan hormone yang membuat bayi menjadi relaks dan nyaman.
6)      Mengurangi kerewelan bayi, biasanya bayi yang sering dipijat akan mudah tidur lelap.
7)      Mempererat ikatan batin dan emosional antara orang tua dan bayi.
8)      Untuk kasus tertentu, pijat bayi juga dapat memberikan manfaat tambahan. Bagi pasangan yang masih remaja (teenage parents), pijat bayi mendongkrak rasa percaya diri dan rasa penerimaan atas keadaannya menjadi orang tua, serta meningkatkan harga diri sebagai orang tua.
9)     Terhadap perkembangan emosi anak, sentuhan orang tua merupakan dasar perkembangan komunikasi, yang akan memupuk cinta kasih timbal-balik, dan menjadi penentu bagi anak untuk menjadi anak yang berbudi pekerti dan percaya diri. Lagi pula ia akan merasa aman karena merasa yakin memiliki kasih sayang dan perlindungan dari orang tua.
C.    Syarat-syarat di perbolehkannya pijat bayi
1)       Bayi dalam keadaan sehat, tidak sakit.
2)       Bayi tidak dalam keadaan lapar.
3)       Bayi sudah selesai minum susu sekitar satu jam yang lalu.
4)       Jangan sekali-kali memaksa bayi bila terlihat ia sedang tidak ingin dipijat.
5)       Buka seluruh baju bayi.
6)       Gunakan baby oil untuk memudahkan pijat bayi.
Penting diperhatikan :
a.       Pastikan kedua tangan Anda bersih.
b.      Sebelum memulai, lepas semua perhiasan pada kedua belah tangan Anda, seperti  cicin dan gelang.
c.       Kuku jari tangan Anda dalam keadaan terpotong pendek dan bersih, agar kulit bayi tidak tergores.
d.      Lakukan dengan hati-hati dan lembut.
e.       Lakukan di dalam ruangan yang hangat dan tidak pengap (aliran udara di dalam ruangan lancar).
f.       Baringkan bayi di atas tempat yang memiliki permukaan rata dan empuk, misalnya kasur atau karet busa yang tebal.
g.      Putarlah musik berirama lembut dan menyenangkan.

D.   Tips melakukan pijat pada bayi:
a)      Tidak boleh melakukan pijat bayi saat bayi sedang makan atau setelah menyusui, usahakan minimal satu jam sebelum atau setelah melakukan hal tersebut.
b)      Sebaiknya dilakukan sebelum bayi mandi, lalu dilanjutkan dengan mandi sehingga bayi akan merasa lebih segar.
c)      Usahakan anak dalam keadaan senyaman mungkin dan tidak boleh dalam keadaan menangis.
d)     Tingkat penekanan yang diberikan sama dengan saat orang dewasa menyentuh kelopak matanya, jadi seperti dihusap saja. Jelas berbeda dengan private massage.
e)     Memijat bayi dari atas atau kepala ke bawah.





E.    Waktu yang tepat dilakukan pijat bayi
Pijat bayi dapat dilakukan segera setelah bayi lahir. Jadi, dapat dimulai kapan saja sesuai keinginan. Bayi akan mendapat keuntungan lebih besar bila pemijatan dilakukan tiap hari sejak lahir sampai usia enam atau tujuh bulan
Pemijatan dapat dilakukan pagi hari sebelum mandi. Bisa juga malam hari sebelum bayi tidur sehingga bayi dapat tidur lebih nyenyak. Tindakan pijat dikurangi seiring dengan bertambahnya usia bayi. Sejak usia enam bulan, pijat dua hari sekali sudah memadai.

F.    Teknik-teknik dalam melakukan pijat bayi
a.       Cara Pemijatan untuk Berbagai Kelompok Umur
1.      Umur 0-1 bulan. Disarankan diberikan gerakan yang lebih mendekati usapan-usapan halus. Sebaiknya tidak dilakukan pemijatan di daerah perut sebelum tali pusat lepas).
2.      Umur 1-3 bulan. Disarankan diberikan gerakan halus disertai tekanan ringan.
3.      Umur 3 bulan-1 tahun. Disarankan agar seluruh gerakan dilakukan dengan tekanan dan waktu yang makin meningkat.
4.      Total waktu pemijatan disarankan 15 menit. Urutan pemijatan bayi dianjurkan dimulai dari bagian tungkai, kaki, lengan, tangan, perut, dada, punggung, dan diakhiri bagian muka
beberapa gerakan pijatan yang bisa Ibu terapkan pada sang buah hati:
  1. Gerakan memeras, yaitu gerakan menggenggam tangan dan kaki si Kecil dan memerasnya perlahan dengan lembut.
  2. Gerakan membelah, yaitu gerakan yang dilakukan pada dada, perut dan punggung bayi, di mana kedua tangan Ibu diletakkan di tengah tubuh dan membelah ke arah luar.
  3. Gerakan tuas, yaitu gerakan yang dilakukan dengan telentang, lalu menggerakkan kedua kaki ke atas dan tekuk secara lembut seperti posisi menaiki sepeda. Lakukan hal yang sama pada kedua tangan buah hati.